dirusak serta beberapa sekolah Kristen dan Katolik, satu panti asuhan Kristen, dan toko-toko yang milik orang keturunan Tionghoa. Selanjutnya, lima orang ditewas dalam pembakaran salah satu gerejanya. Dipikir bahwa peristiwa itu direkayasa untuk mendiskreditkan Nahdlatul Ulama dan pemimpinnya pada saat itu, Abdurrahman Wahid.
.